Minggu, 19 Desember 2010

Rumah Kontakan/Disewakan


Di kontrakkan (TANPA PERANTARA) sebuah Rumah :

Alamat : Jl. Nilem V No.25 Buah batu - Bandung
Luas Rmh : 150 M
Kondisi : Layak huni/Permanen (4 Kamar Tidur, 1 RUtama, 1 RKeluarga, 2 Kamar Mandi, Dapur),
Lokasi Strategis (Dekat Jln Utama, Dekat ke Pertokoan/Pasar, Dekat ke Terminal & Toll. Dekat Kampus / Bank / Hotel)
Fasilitas : Telpon, PDAM 24 jam, PLN 1.300KWh
Cocok Utk : Rumah Tinggal/Kantoran


Contact : Pak KEN (Hp : 0812 2353 284)
e-mail : kana_ati@yahoo.com

http://bandung.olx.co.id/rumah-strategis-dikontrakkan-disewakan-iid-151591067
Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 http://www.rumah.com/listing_details.php?ListingID=115006

Kamis, 25 November 2010

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING PERGURUAN TINGGI

(STUDI KASUS : MAHASISWA FAKULTAS BISNIS DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS WIDYATAMA)

Oleh : Yelli Eka Sumadhinata
(Dipublikasi : The 4th PPM National Conference on Management Research Jakarta, 25 November 2010, ISSN: 2086-0390, hal. 1-11)

ABSTRAK
Mempersiapkan Perguruan tinggi di dalam menghadapi persaingan Global tidaklah cukup hanya dengan memberikan fasilitas dan pelayanan yang baik kepada para mahasiswanya, tetapi harus memiliki keunggulan bersaing salah satunya adalah proses kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Dimensi Kualitas kegiatan belajar dan mengajar yang baik dapat dilihat diantaranya dari keterlibatan dosen dan kurikulum yang diberikan. Dengan kualitas kegiatan belajar dan mengajar yang baik diharapkan para mahasiswa merasa puas, dan dapat merekomendasikan Universitas dimana mahasiswa tersebut menempuh pendidikan kepada orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kualitas kegiatan belajar mengajar terhadap kepuasan mahasiswa sebagai upaya peningkatan daya saing perguruan tinggi. Objek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif-Verifikatif, dan untuk menganalisis data digunakan Regresi Linier. Dalam pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah simple random sampling.Dari hasil peneliitian diketahui bahwa ada hubungan antara kualitas kegiatan belajar mengajar dengan kepuasan dengan persentase sebesar 0,4%, berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap responden selain faktor proses belajar mengajar ada beberapa faktor lain yang dapat memberikan kepuasan terhadap mereka adalah kepastian mendapatkan pekerjaan setelah lulus, bekerja di bidang yang sesuai dengan jurusan yang mereka ambil saat ini, juga kurikulum yang mendukung mereka setelah kuliah.
Kata kunci : Perguruan tinggi, kualitas belajar mengajar, kepuasan

1. Pendahuluan
Pada era globalisasi saat ini pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena semakin tinggi pendidikan seseorang menunjukkan kualitas sumber daya yang semakin baik. Pentingnya pendidikan ini direspon sebagai suatu peluang untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan, hal ini terbukti dengan jumlah lembaga pendidikan yang semakin banyak.
Bertambahnya jumlah universitas-univeritas di kota Bandung dan Banten, ini menyebabkan persaingan mereka semakin ketat. Selain itu Menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Prof., Dr. HAMKA (UHAMKA) Suyatno, rencana pemerintah melalui UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, untuk mengijinkan perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi lonceng peringatan keras bagi perguruan tinggi di dalam negeri yang tidak siap berbenah(http://www.sfeduresearch.org/content/view) . Artinya kini perguruan tinggi negeri maupun swasta harus bersaing dengan perguruan tinggi luar negeri dalam merekrut mahasiswa, Dan juga adanya Kebijakan Regulasi pemerintah (http://www.sfeduresearch.org/content/view), yaitu mengenai ”Kebijakan tentang otonomi kampus dan penentuan kurikulum akan membuat Perguruan Tinggi berkompetensi secara kualitas.
Berdasarkan . . . . . . . .

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).

Butuh Artikel/Jurnal lainnya ?, click di :

ANALISIS PERSEPSI KEPUASAN PELANGGAN ATAS PENERAPAN PRINSIP PELAYANAN BPKB BERDASARKAN MANAJEMEN MUTU

(Studi Pada Ditlantas Polda Kalimantan Selatan)

Oleh : Laila Refiana & Muhammad Rizali
(Dipublikasi : The 4th PPM National Conference on Management Research Jakarta, 25 November 2010, ISSN: 2086-0390, hal. 1-17)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai indeks kepuasan yang dipersepsikan pelanggan atas prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan. Dimensi kualitas jasa yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 9 (sembilan) prinsip pelayanan BPKB berdasarkan manajemen mutu pada Ditlantas Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan terdiri atas: Tanggung jawab, Akurasi, Keamanan, Kemudahan Akses, Kenyamanan, Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kepastian Waktu, Kejelasan dan Kesederhanaan.
Jenis penelitian ini adalah exploratory research dengan metode penelitian survey dan wawancara. Pengolahan data diawali dengan pengujian validitas instrumen kuesioner yang menggunakan perhitungan statistik dan uji reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Dilanjutkan dengan penghitungan Rata-rata Skor Kinerjanya (RSK), Faktor Tertimbang (FT) hingga Skor Tertimbang (ST) yang bermuara ditemukannya nilai indeks kepuasan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa unit pelayanan BPKB Ditlantas Polda Kalimantan Selatan telah memuaskan pelanggannya dengan nilai Indeks Kepuasan sebesar 81,97% dengan prinsip yang dominan memberikan tingkat persepsi kepuasan tertinggi adalah Kemudahan Akses dengan nilai Skor Tertimbang sebesar 0,4304. Namun, Indeks Kepuasan yang tinggi tersebut belum tentu mencerminkan hasil atau persepsi masyarakat secara luas terhadap penyampaian jasa layanan BPKB pada unit Ditlantas Polda Kalimantan Selatan. Hal ini karena mereka yang menjadi pelanggan BPKB hanya sebatas dealer dan biro jasa saja, bukan mewakili konsumen perorangan.
Kata kunci: Pelayanan, Manajemen Mutu, Polda, Indeks Kepuasan

PENDAHULUAN
Sejalan dengan kebijakan dan strategi Kapolri yang mengedepankan pelayanan kepada masyarakat sebagai wujud implementasi kepolisian masyarakat, maka Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan beserta jajarannya secara terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam rangka memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan BPKB dari cara manual yang memerlukan waktu penyelesaian yang relatif lama kepada sistem komputerisasi sehingga dapat diselesaikan dengan cepat, tepat, akurat dan aman. Hal ini diupayakan untuk perbaikan citra . . . . .

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).

Butuh Artikel/Jurnal lainnya ?, click di :

Kepuasan Konsumen, dan Kepercayaan Merek, sebagai determinan Loyalitas Merek Produk Esia

Oleh : Gilang Widya Kartika & Tri Wismiarsi
(Dipublikasi : The 4th PPM National Conference on Management Research Jakarta, 25 November 2010, ISSN: 2086-0390, hal. 1-10)
Abstract
This paper aims to investigate the relationship between customer satisfaction, brand trust and brand loyalty. The data were taken from subscribers of Esia. The results show that overall satisfaction affects brand trust. Overall satisfaction is also directly related to brand loyalty. Brand trust came out as mediator the relationship between customer satisfaction and brand loyalty. The method used in this study includes multivariate analysis and structural equation modeling.
Kata Kunci: Kepuasan pelanggan, kepercayaan merek, loyalitas merek.

Pendahuluan
Setiap organisasi memiliki tujuan untuk membangun merek yang kuat di pasar. Merek yang kuat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan, diantaranya mengurangi kerugian akibat aktivitas pemasaran yang kompetitif, mendapatkan margin yang lebih besar, terjalinnya hubungan baik antara konsumen dan perusahaan, dan peluang terjadinya perluasan merek (Delgado dan Munuera, 2005). Situasi pemasaran yang sangat dinamis, membuat para pelaku pasar berlomba-lomba menawarkan berbagai macam pilihan produk kepada konsumen. Adanya situasi tersebut membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara bagi produsen, hal ini menjadi tantangan untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Kesetiaan atau loyalitas merek timbul karena konsumen mempersepsikan bahwa merek tersebut menghasilkan produk yang memiliki sejumlah manfaat dan kualitas dengan harga yang sesuai seperti yang terlihat pada merek-merek yang menjadi pemimpin pasar, merek tersebut memiliki pelanggan yang loyal (Giddens, 2002).
Konsep relationship marketing memandang kepercayaan (trust) sebagai faktor utama yang mendasari sebuah hubungan (Delgado dan Munuera, 2005). Adanya kepercayaan seseorang, dengan derajat tertentu, terhadap orang lain di dalam . . . . . .

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).

Butuh Artikel/Jurnal lainnya ?, click di :

Minggu, 14 November 2010

ANALISIS PENENTUAN PENDIRIAN LOKASI POTENSIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM (SPBU) DAN PENGAWASAN DISTRIBUSI ARMADA PENGANGKUTAN BBM

DARI DEPO PERTAMINA KE SPBU SE BANDUNG RAYA DENGAN
MENGGUNAKAN GIS DAN CTRACK
oleh : I Wayan Kemara Giri
(Publikasi pada : Proceeding Seminar Nasional Techno-Economy, UTAMA, ISSN:2086-5414, 25 Feb 2010, hal 1-13)

ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk di kota Bandung dari tahun ke tahun secara tidak langsung akan memicu peningkatan penggunaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan bahan bakar sehingga diperlukan penentuan wilayah (lokasi) pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hampir di setiap sudut kota. Wilayah yang potensial akan menunjang mobilitas dan kelancaran pengguna kendaraan bermotor, selain itu roda perekonomian dalam praktek lapangannya tentu memerlukan moda atau kendaraan untuk menghubungkan wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya, sedangkan kendaraan memerlukan keberadaan bahan bakar baik itu bensin maupun solar.
Dalam upaya menganalisis ketepatan penetuan wilayah potensial pendirian SPBU di kota Bandung terdapat suatu sistem yang dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk dijadikan variabel keputusan. Sistem tersebut bernama Sistem Informasi Geografis (SIG atau singkatan bahasa Inggrisnya GIS Geographic Information System) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut wilayahnya, dalam sebuah database. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan ruteerlukan keberadaan bahan bakar baik itu bensin maupun solar.
Dari hasil analisis dan pembahasan wilayah SPBU yang telah berdiri di Kota Bandung sampai tahun 2008, terlihat bahwa masih banyak SPBU di Kota Bandung yang belum bisa masuk kedalam kategori yang ditentukan yaitu fee dan jumlah penjualan, dengan kata lain masih banyak SPBU yang belum bisa memaksimalkan profitnya disebabkan oleh faktor pemilihan tempat, jarak atau radius antar SPBU yang berdekatan, faktor teknologi yang belum modern, serta pelayanan kepada konsumen. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan, maka didapatkan 1 SPBU kategori A dan B serta 7 SPBU yang termasuk kategori C. Sedangkan wilayah yang menjadi rekomendasi untuk pendirian SPBU baru di Kota Bandung terdapat 10 (sepuluh) yaitu Cimahi Selatan (Cibeureum dan Melong), Cipageran, Cimahi Utara, Batujajar Barat, Derwati, Veteran,Asia Afrika, dan Kopo (Jln.H.Wahid Hasyim).

PENDAHULUAN
Penetapan lokasi untuk mendirikan sebuah SPBU di kota Bandung, penempatannya tidak saja memperhatikan kepadatan penduduk juga harus memperhatikan tingkat kepadatan alat angkutan, disamping itu juga harus memperhatikan tata letak kota sesuai dengan peruntukannya. Disamping memperhatikan tata letak kota juga harus ada surat izin tempat usaha (Situ) yang dikeluarkan baik oleh Pemerintah Daerah maupun Deperindag.
Dalam pendirian SPBU tidak hanya dibutuhkan izin dari PERTAMINA saja sebagai perusahaan negara pemegang hak monopoli atas penjualan bahan bakar di Indonesia, tetapi juga dibutuhkan perizinan dari Dinas Tata Kota Pemerintah Daerah Kota Bandung dan dinas Perdagangan setempat untuk menentukan apakah lokasi yang diinginkan oleh calon pengusaha SPBU telah memenuhi syarat berdasarkan tata guna lahan dan perencanaan dinas tata kota. Syarat yang dibutuhkan yaitu apakah lokasi tersebut berada di daerah perumahan, pertokoan, atau kawasan industri. Setiap lokasi tata guna lahan dapat mempengaruhi persetujuan untuk izin pendirian SPBU yang dapat dikeluarkan atau tidak.

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si*(Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). Begitu juga bagi teman-teman yang Artikelnya akan dimuat pada Jurnal tersebut, e-mail ke :kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
*Profil Lengkap, lihat (click) di sini

Butuh Artikel lainnya?, click di :

Sabtu, 06 November 2010

Kepuasan Pelanggan Bukan Satu-satunya Tujuan Servis


Berbahagialah Anda para pemilik usaha jika ada pelanggan yang mengomplain produk atau jasa Anda. Jika ia komplain, maka itu tandanya ia peduli dengan produk Anda.
Terdapat sejumlah fakta mengenai komplain pelanggan: hanya 4 persen dari pelanggan yang tidak puas akan melakukan komplain. Sisanya, yaitu 96 persen, akan langsung pergi dan tidak menggunakan layanan atau produk Anda lagi. Rata-rata pelanggan yang tidak puas tersebut akan bercerita pada 9-10 orang lainnya.

"Tujuan kita memberikan servis bukan hanya untuk customer satisfaction dan customer loyalty, melainkan juga customer antusiasm," ujar Cyltamia Irawan, CEO Lentera Consulting, dalam lokakarya "Memahami Customer dan Memenangkan Hatinya" yang diadakan oleh majalah Femina di Crowne Plaza Hotel, Jakarta, Sabtu (22/5/2010).  …. baca selengkapnya

Jumat, 05 November 2010

MODELING CUSTOMER SATISFACTION IN TELECOMMUNICATIONS:

ASSESSING THE EFFECT OF MULTIPLE TRANSACTION POINTS ON THE PERCEIVED OVERALL PERFORMANCE OF THE PROVIDER
by : Antreas D Athanassopoulos
Published by : Production and Operations Management; Summer 2003; 12, 2; ABI/INFORM Global


Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si* (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
*Profil Lengkap, lihat (click) di sini

Related Posting :

KEPUASAN PELANGGAN : PENGARUHNYA TERHADAP PERIKALU KONSUMEN DI INDUSTRI PERHOTELAN

Oleh : Dwi Suhartanto
(Publikasi pada : USAHAWAN NO. 07 TH XXX JULI 2001)

Customer satisfaction constitutes the dominant factor in a business organization's success. This research serves to add to the knowledge in service marketing literature by improving understanding of the behavioral effect of customer satisfaction. Using data collected from four hotels, the finding indicates that customer satisfaction with the hotel performance is an important factor in influencing customer satisfaction. Among the hotel performance, the services provided by hotel' staff are the most important factor in determining favorable consumer behavior.

Industri perhotelan telah menjadi industi yang bersifat global dan "mature", sehingga dihadapkan pada kompetisi yang sangat kuat dan terbatasnya kemungkinan untuk berkembang. Maturitas industri perhotelan ini ditunjukan dengan tingkat hunian dan keuntungan rata-rata yang statis sejak periode 1980an (Ernest & Young, 1996). Di Indonesia, hal ini diperparah dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga jumlah wisatawan asing turun sekitar 30% selama tahun 1997 sampai dengan 1998 (Kompas, 6/2/1999), yang berakibat semakin menurunkan tingkat hunian hotel di Indonesia. Dalam keadaan seperti ini, maka sangat penting bagi setiap hotel untuk mempunyai keunggulan kompetitif.

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si*(Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
*Profil Lengkap, lihat (click) di sini

Perlu Artikel lain ?, click di:

Selasa, 19 Oktober 2010

Differentiation as a basis for explaining customer satisfaction across industries

Claes Fornell, Michael D. Johnson *
University of Michigan, School of Busirms Administration. Am Arbor, MI 48104-1234, USA
(Dipublikasi pada : Journal of Economic Psychology 14 (1993) 681-696)

The paper uses the differentiation of offerings as a basis for explaining differences in aggregate, industry level customer satisfaction in the annual Swedish Customer Satisfaction Barometer. The results reveal that differentiated industries have higher aggregate levels of perceived performance and subsequent customer satisfaction, and that a large portion of variance in customer satisfaction across industries can be explained by the impact of differentiation (via perceived performance), These findings suggest that it is indeed possible to make meaningful comparisons of customer satisfaction across different industries.

1. Introduction
Sweden was the first country to develop a single, national index of customer satisfaction as a new measure of economic output (Fornell, 1992). Germany followed suit last year and the United States is expected to announce the results of its American Customer Satisfaction Index in 1994. The Swedish Customer Satisfaction Barometer (CSB) tracks customer evaluations of product and service performance and satisfaction for a large number of companies in over thirty industries. The issue of this paper is just what aggregate, industry level differences in satisfaction mean. Does a satisfaction index score of 78 for automobiles versus 65 for postal service reflect an underlying difference in the degree to which these industries satisfy customer needs? If so, understanding the base level of satisfaction in an industry is critical when interpreting satisfaction measures for the . . . . . . (baca_selengkapnya)

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
------------------------------------
Butuh Artikel lain ?, click di:

PENGARUH TINGKAT KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN PERBANKAN DI WILAYAH ETNIK BUGIS

Oleh : Alida Palilati
Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo, Kendari
(Artikel dipublikasikan pada : Analisis, Volume 1, Nomor 2, Maret 2004)

Abstract

The study tries to test the impact customers satisfaction on the bank loyality. The data were collected from 477 customers in 7 sample areas selected by simple random sampling. The study reveals that there is no significant correlation between adequate satisfaction and loyality. The desired satisfaction correlated significantly and negatively with loyality, meaning that if the customers dissatisfaction increases, their loyality will decrease.
However the customers will be loyal in their willingness to accept low interest or high cost as their willingness to pay more to the company they trust. The dominant factors affecting the loyality are professionalism of the staff, interactive relations, and bank image.
Keywords: customers, satisfaction, bank, loyality

PENDAHULUAN
Dalam konteks teori consumer behavior, kepuasan lebih banyak didefenisikan dari perspektif pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi atau menggu-nakan suatu produk atau jasa. Dengan demikian kepuasan dapat diartikan se-bagai hasil dari penilaian (persepsi) konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan di mana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Tingkat kenikmatan yang dimaksud disini adalah kesesuaian antara apa yang dirasakan oleh konsumen dari pengalaman konsumsinya dengan apa yang diharapkannya. Dalam pengertian di atas yang terpenting adalah persepsi, bukan kondisi actual. Dengan demikian, bisa terjadi . . . . . . . (baca_selengkapnya )

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
----------------

Butuh Artikel Lain?, click di:

Senin, 18 Oktober 2010

“Pengaruh Customer Value terhadap Loyalitas Nasabah pada BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung”

Oleh : Kanaidi dan Santilawati

Jurusan Manajemen Pemasaran Politeknik Pos Indonesia (Artikel Dipublikasikan pada ; ProMark Vol.1 No.1 Juni 2010, hal.21-38)

ABSTRAK

Pembahasan ini bertujuan unntuk mengetahui customer value yang diterima nasabah dan tingkat loyalitas nasabah, serta mengukur pengaruh customer value yang diterima nasabah dan tingkat loyalitas nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung.

Data yang didapat dianalisis secara deskriptif menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui penilaian nasabah tentang customer value dan tingkat loyalitas nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung, serta analisis verifikatif dengan menggunakan metode analisis regresi sederhana dan uji hipotesis untuk menilai besarnya pengaruh customer value terhadap loyalitas nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian didapati bahwa nilai pelayanan bagi nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung dinilai berimbang antara besarnya manfaat yang didapat dengan pengorbanan yang dikeluarkan, serta nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung sudah termasuk dalam kategori nasabah loyal. Hasil analisis jalur dan uji hipotesis menunjukkan bahwa customer value mempunyai pengaruh yang kecil, baik secara simultan maupun secara parsial, terhadap loyalitas nasabah BMT Wahana Mandiri Jatayu Bandung.

Kata kunci : customer value dan loyalitas nasabah.

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management)
e-mail : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id

*Profil Lengkap, lihat (click) di sini

Butuh Artikel Lain?, click di :